Pengalaman jadi Guru di Yamaha Music School

Yak, jadi waktu itu gua cerita kalo gua ditelepon sama Yamaha Music School pas lagi ditengah-tengah interview pas lagi di HokBen kan? (yang gatau, boleh kok baca dulu di sini). Nah, blog ini kelanjutan dari setelah gua ditelepon sama Yamaha Music.

Oke, jadi tuh awal mulanya, beberapa jam sebelum interview HokBen, gua ditelepon sama seorang perempuan bernama I. Awalnya gua dihubungin via Superprof (platform di mana kita mendaftarkan diri jadi guru les online. Mirip sama sistemnya ruangguru). Beliau berkata bahwa sekolah musiknya butuh guru piano pengganti. Terus gua respon lah, gua bilang Ok. Habis itu ga lama kemudian gua diWA sama mbak I ini terkait dengan sekolah musiknya. Terus gua cerita kan kalo gua belum grade 5, masih grade 6 (di Yamaha, kalau jadi guru, minimal harus udah grade 5). Eh ga lama dia bales:

"Kamu mau jadi guru piano Yamaha gak?"

Gua, yang waktu itu pengangguran, langsung menjawab IYA. Ga lama gua bales, mbak I menelepon gua. Beliau itu rupanya dealer dari salah satu sekolah musik yang berintegrasi dengan Yamaha Music School. Sekolahnya ada 2 cabang, di Pondok Duta, Depok; dan di Jl. Kartini, Depok Lama. Nah, suatu hari, salah satu guru piano di sana resign bulan November. Untuk mendapat guru pengganti, mbak I ini harus meminta dari Yamaha Pusat supaya diberikan guru baru. Tapi kalau mengikuti sistem, guru dari Yamaha baru ada bulan Februari. Karena kan Proses perekrutan guru baru Yamaha kan berlangsung dari November-Januari. Kasihan dong murid-muridnya kalo mesti vaccum 2 bulan, rugi. Nah, tapi kalau ternyata dealer punya rekomendasi, maka prosesnya bisa lebih cepat, dari Februari jadi Desember. Akhirnya Mbak I ini mencari orang-orang berlatar belakang pendidikan Yamaha Piano, dan ketemu lah dia dengan profil gua. Terus dia bilang, kalau gua tertarik, gua bakal didaftarin buat ikut audisi guru Yamaha, gua ga perlu bayar biaya pendaftaran dkk, tinggal kirim CV dan sertifikat terakhir. Gua pikir, well, ga ada salahnya nyoba kan? Jadi gua bilang tertarik.

Nah, pas lagi interview HokBen, gua ditelepon sama Yamaha Music Pusat, buat ketemuan dan technical meeting terkait dengan audisi guru. Minggu depannya, gua ketemu dengan salah satu pegawai bernama mbak N, nah Mbak N ini yang mengurus administrasi semua guru Yamaha di Indonesia. Di sana gua dikasih bahan untuk audisi, apa saja yang perlu dimainkan untuk audisi nanti, jam berapa audisi berlangsung, dan sebagainya. Nah, gua dapet jadwal tgl 14 November, yang mana berarti 2 minggu setelah ketemu mbak N.

Sebenernya 2 minggu itu terlalu mepet buat gua, yang udah lama banget ga main piano classic (terakhir main tahun 2013). Selama ini gua main piano pop, tanpa partitur, suka-suka hati gua. Sementara gua waktu itu mesti memainkan 1 buah lagu JOC (lagu original Yamaha), dan 2 pieces piano classic. Nyaho ga lu semua. Gua cukup pusing juga mainin lagu-lagu yang udah lama banget ga gua mainin. Sempet bete juga karena 'Ini mepet parah'. Tapi ya demi lolos jadi guru piano, gua berusaha untuk belajar.

Akhirnya Hari H tiba. Gua dianter emak ke gedung Yamaha Music Pusat, Gatot Subroto, Jakarta. Disitu gua audisi bersama 4 orang lagi, ada yang audisi jadi guru piano, ada yang jadi guru piano pop, ada juga yang jadi guru terompet. Wow, hebat-hebat semua.

Lalu ada gua.

Akhirnya tiba waktunya gua audisi. Gua super grogi, tapi gua usahain supaya bisa memainkan sebaik mungkin. Setelah audisi, gua diwawancara dulu sebentar sama para pengujinya.

Penguji :"Terakhir main piano classic tahun berapa?"

Gua : "2013"

Penguji : "Oh, ga bisa. Piano ga bisa ditinggal! Mesti dimainkan terus"

Gua : "Betul, bu. Makanya selama itu saya tetap menjadi accompanist di paduan suara saya yang di bawah naungan Dispora Jakarta, dan juga jadi pianis di Gereja"

Setelah bincang-bincang, akhirnya gua diperbolehkan keluar. Lalu mbak N berkata bahwa gua akan dikabari lulus atau tidaknya nanti lewat pos.

3 hari.... ga ada kabar

Seminggu.... Ga ada kabar

10 hari... Ada yang menelepon ke rumah, tapi yang angkat emak gua. Katanya itu telepon dari Yamaha yang mau membicarakan kontrak guru Yamaha. Perasaan gua campur aduk.

Apakah gua lolos? Apakah gua ga lolos? Tapi tadi katanya mau bicarain kontrak, harusnya kan berarti gua lolos dong? Tapi tapi...

Ah, deg-degan deh pokoknya.

Minggu depannya, gua dianter lagi sama emak gua ke Yamaha Gatot Subroto. Disitu gua ketemu lagi dengan mbak N. Mbak N memberi tahu bahwa gua lulus audisi guru (PUJI TUHAN), terus dijelasin lah kewajiban-kewajibannya. Seperti :

  1. Gua harus udah ambil grade 5 dalam waktu 3 tahun
  2. Gua wajib kirim laporan guru setiap bulan
  3. dll
Habis itu dia kasih tahu, bahwa setiap guru yang baru lolos WAJIB ikut seminar guru. Disana nanti calon guru akan diajarkan kurikulum Yamaha, dan tips dalam mengajar di dalam Yamaha. Terus gua dikasih buku lagu 1-4 dan list beberapa lagu yang harus dilatih (bahan ada di dalam buku 1-4). Dan jadilah gua seminar tgl 15-16 desember.

Hari pertama seminar, kami dikenalkan dengan sistem Yamaha, apa bedanya kurikulum Yamaha dengan kurikulum musik lain, dan sebagainya. Kami juga diajarkan cara mengajarkan murid sebuah lagu dengan sistem hearing (kita ajak nyanyikan melodinya, baru belajar) dan imitation playing (kita mainkan piano terlebih dahulu, baru ajak anak mengikuti). Sekalian memainkan lagu-lagu dari buku 1-2 yang ada dalam list lagu yang harus dilatih. Disitu gua berkenalan dengan beragam orang dari berbagai tempat. Ada yang dari Medan, Palembang, Batam, Surabaya, dan juga Jakarta. Dan disitu ga cuma orang berlatar belakang Yamaha doang loh. Ada juga yang selama ini ikutnya sistem ABRSM, dsb. Terus, ternyata banyak juga yang udah tua. Gua pikir bakal seumuran gua semua, atau ga antara 20-30 tahun lah yaa. Eh rupanya ada yang udah ibu-ibu, ada juga yang udah bapak-bapak. Sebelum pulang, kami dikasih PR untuk membuat lagu untuk hearing untuk anak-anak dari buku 1-4, dan juga disuruh memainkan beberapa Scales (tangga nada).

Hari kedua, kami disuruh mengumpulkan lagu yang kita buat, dan juga menampilkan Scales yang ditentukan untuk kami. Seminar hari kedua berisi tentang isi buku 3-4, dan bagaimana cara memainkan lagu-lagu tersebut agar saat ujian nanti, murid bisa dapat nilai A. Seminar pun diakhiri dengan penandatangan kontrak, dan pemberitahuan lokasi mengajar kami. Karena gua direkomendasiin sama mbak I yang di depok lama, maka dapatlah gua di Mahkota Music, Depok lama. Gua pun langsung dapat jadwal mengajar mulai Januari 2019.

Disitu gua yang belum pernah kepikiran jadi guru, sempet kaget juga. Karena banyak banget anak-anak yang jadi murid. Ada yang lucuu imut-imut gitu. Ada yang dieeemm banget. Ada yang pinterr, sekali dicontohin langsung minggu depannya jago, ada juga yang super lambatt padahal bukunya udah buku 3. 1 lagu bisa setengah jam. Wuh, macem-macem deh pokoknya. Emang sih, gua dulunya pengen jadi performer, bukan guru. Tapi setelah gua rasakan, lumayan juga jadi guru. Apalagi kerjaan gua ini berkaitan dengan bidang yang gua suka, yaitu musik. 


Cibubur, 2019
Shirleyuri


4 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. beda kursus piano klasik sama pop di yamaha apa mba

    ReplyDelete
  3. Hahah, ternyata si pembuat cerita nyata nya adalah cewek 😁 ku kira cowok

    ReplyDelete
  4. Mb... Buat yg gak bisa kursus gitu ada kiat2nya gak biar gak stuck mainnya. Saya belajar otodidak dari jaman batu ya gini2 aja... 😭😥☹️

    ReplyDelete

Efektivitas Nostalgia dalam Lagu-Lagu Masa Kini

Beberapa tahun lalu, tepatnya di tahun 2017, sebuah lagu berjudul ‘Plastic Love’ diunggah di Youtube. ‘ Plastic Love ’ yang dinyanyikan o...