"Kembaliannya permen aja, ya"

     
       Bulan Desember lalu, gua dan ade gua habis pelayanan di gereja. Terus karena haus dan waktu itu panas banget, gua dan adek gua akhirnya pergi ke sebuah minimarket di deket gereja gua. Beli apa ya, es krim sama minuman kalo ga salah. Terus pas bayar, kembaliannya Rp.10,800, tapi bukannya kembaliin sesuai dengan jumlah yang tertera, malah ngasih satu lembar 10ribu, 1 keping 500, 1 keping 100 sisanya permen rasa buah, dan gua cuma ‘ehm.... ya... oke’ sambil keluar dari minimarket.

kembalian gua Rp.10,800, tapi malah dikasih 
permen buat gantiin Rp.200 nya

                Sambil makanin eskrim, ga tau kenapa tiba-tiba kepikiran soal beginian. Kejadian ini udah lama dan sering banget terjadi loh. Rasanya dari gua umur 3 tahun, peristiwa ‘kembalian permen’ itu udah sering terjadi (atau jangan-jangan udah ada dari sebelum gua lahir?) Peristiwa ini juga ga terjadi sama gua doang, tapi juga hampir semua orang di Indonesia. Sampe-sampe beberapa netizen bikin meme dan komik singkat tentang beginian.

sumber : 1cak.com/815666

                Menurut gua, ‘kembalian permen’ itu salah satu peristiwa unik yang ada di Indonesia. Gua belum pernah lihat kasus yang kayak beginian pas gua main ke Singapore, terus gua cari-cari juga belom ada berita luar negeri atau meme luar negeri yang nampilin masalah beginian, entah emang ga ada atau gua belum nemu, atau ada tapi sengaja disembunyiin biar ga malu-maluin negara mereka. Gua sendiri juga penasaran, apa sih sejarahnya sehingga bikin beberapa minimarket memakai prinsip ‘kalau kembaliannya 200an, pake aja permen’? Bukan cuma kembalian 200 atau seratus yang bakal ‘dapet’ permen, tapi juga yang kembaliannya memiliki penjumlahan 200 atau seratus. Contohnya gua, kemarin kembaliannya ada nominal 800, maka mereka bakal ngasih 500, dan sisanya permen 3 buah.  Mungkin karena mereka ga punya uang receh, terus akhirnya mereka kasih permen yang harganya sama sebagai pengganti uang. Anehnya, pas kita beli barang (misalnya harga baranya Rp.12.300) dan kita bayar dengan 3 buah permen (pengganti Rp.300), mereka ga mau. Kan ga adil jadinya. Kalo gini gimana Equality bisa dijunjung tinggi *jengjeng* *ngelantur*.

Sumber : http://www.pulsk.com/55439/Hahahaha----kembalian-pake-permen-bayar-juga-pake-permen.html

                BTW, hal ini sebenernya bisa kita hindari loh. Kita bisa nolak kalau-kalau seandainya kasirnya ngasih kembalian dengan permen. Karena pada dasarnya mereka memberikan permen itu tanpa ada penawaran, dengan kata lain, tergolong dalam pemaksaan. Kalo pemaksaan itu merugikan kita, ya kita punya hak buat menolaknya dong.  Kecuali kalo seandainya kalian biasa aja dan berpsrinsip ‘ah gapapa cuma 100 200an ini kok’. Terus, minimarket-minimarket yang masih kasih kembalian pake permen, gua rasa kalian perlu hati-hati nih. Soalnya ada peraturan dari Bank Indonesia bahwa bagi penjual yang masih memberikan kembalian tidak berupa uang, maka akan didenda hingga Rp.20 juta atau penjara kurang lebih 1 tahun, kecuali ada perubahan dari Bank Indonesia mengenai perubahan sistem pembayaran. Jadi buat temen-temen yang ga suka sama kembalian permen dari minimarket kesayangan, laporin aja ke BI, nanti mereka yang urus. Paling gak hal ini dilakukan agar penjual dan pembeli sama-sama ga dirugikan. Ya gak?

Shirley Tiurina
24 Januari 2016
20:42
Sumber :

Efektivitas Nostalgia dalam Lagu-Lagu Masa Kini

Beberapa tahun lalu, tepatnya di tahun 2017, sebuah lagu berjudul ‘Plastic Love’ diunggah di Youtube. ‘ Plastic Love ’ yang dinyanyikan o...